Kamis, 18 Desember 2014

KAIZEN [ Sistem Kerja Orang Jepang ]


Dalam Bahasa Jepang, kaizen berarti perbaikan yang berkesinambungan. Pada Wikipedia diistilahkan sebagai perbaikan berkelanjutan (Continuous improvement). Istilah itu mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang, baik manajer dan karyawan, dan melibatkan biaya dalam jumlah tidak seberapa. Kaizen (改善) terdiri dari dua kanji yakni 改 (kai) artinya 改める perubahan dan 善 (zen) artinya 良い (yoi) kebaikan. Dalam bahasa china disebut gaishan (改善), gai (改) artinya perubahan atau tindakan perbaikan shan (善)artinya baik atau keuntungan.

Konsep kaizen sangat penting untuk menjelaskan perbedaan antara pandangan Jepang dan pandangan Barat terhadap manajemen. Perbedaan yang paling penting antara konsep manajemen Jepang dan Barat adalah Kaizen Jepang dan cara berpikirnya yang berorientasi pada proses sedangkan cara berpikir Barat tentang pembaharuan yang berorientasi pada hasil


BUDAYA ORGANISASI KAIZEN

Budaya organisasi pada masyarakat Jepang disebut “Kaizen,” yang artinya “penyempurnaan berkesinambungan,” yang melibatkan semua anggota dalam hirarkhi perusahaan, baik manajemen maupun karyawan.

Intinya: kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin tetap eksis, memperoleh laba, dan berkembang.

Tujuannya: menyempurnakan mutu, proses, sistem, biaya, dan penjadwalan demi kepuasan pelanggan.

Metode Kaizen: pertama, mengubah cara kerja karyawan sehingga karyawan bekerja lebih produktif, tidak terlalu melelahkan, lebih efisien, dan aman; kedua, memperbaiki peralatan; ketiga, memperbaiki prosedur


INOVASI – KAIZEN

Konsep lain dikenal dengan istilah “Inovasi, ” yang merupakan perubahan besar dalam mengikuti perkembangan teknologi. Inovasi menggunakan konsep-konsep dan teknik produksi baru yang bersifat dramatis dan sangat menyolok.

Dibandingkan dengan “inovasi,” Kaizen tidak memerlukan teknik- teknik yang canggih dan investasi yang besar.

Langkah pertama Kaizen, lakukan “review” terhadap “standar kerja” yang berlaku untuk memeriksa kinerja saat ini; kedua lakukan “estimasi” seberapa jauh kinerja masih dapat diperbaiki. Jika sudah optimal barulah standar dinaikkan.

Dampaknya akan terlihat pada “proses produksi dan pasar.”
Produk-produk buatan Jepang dikenal dengan kualitasnya yang bagus dengan harga yang kompetitif.



Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita seperti kehidupan kerja atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya terfokus pada upaya perbaikan terus menerus. Perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan berangsur. Kebalikan dari inovasi, yang dipakai dalam manajemen barat umumnya dan merupakan perubahaan besar-besaran melalui terobosan teknologi, konsep manajemen, atau teknik produksi mutakhir. Kaizen tidak bersifat dramatis dan proses kaizen diterapkan berdasarkan akal sehat dan berbiaya rendah, menjamin kemajuan berangsur yang memberikan imbalan hasil dalam jangka panjang. Jadi kaizen merupakan pendekatan dengan risiko rendah.


PENERAPAN – KAIZEN

Dalam menerapkan Kaizen, para pemimpin perusahaan/organisasi di Jepang berpegang pada dua prinsip. Pertama, perlu proses atau cara kerja yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan proses atau cara kerja demikian, kita bisa bekerja lebih cekatan (bukan bekerja lebih berat).

Untuk mendapatkan proses yang baik, para pemimpin perusahaan perlu mengetahui sumber masalah-masalah, kemudian meminta ide/gagasan/solusi dari semua karyawannya. Bagaimanapun juga, merekalah yang menjalani pekerjaan sehari-hari/dekat dengan pekerjaannya. Biasanya, solusi terbaik adalah solusi yang paling sederhana, logis, dan mudah dilaksanakan.

Kedua, memilih gagasan-gagasan yang bisa dilaksanakan, "mengeksekusinya", dan bersabar menunggu hasilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar