Kamis, 28 November 2013

ONE OK ROCK Part 2#

Masih tentang seputar One Ok Rock, kali ini gue akan ngebahas beberapa faktor yang membuat band ini menjadi pelopor J-rock modern di Jepang.

Bagi penggemar J-rock, grup yang terdiri dari Taka, Toru, Ryota, dan Tomoya ini bukanlah nama asing lagi. Lewat anime dan film, lagu-lagu grup yang berdiri tahun 2005 ini sering sekali digunakan sebagai lagu tema.

Tanggal 24 November kemarin di Skenoo Hall, Gandaria City, Jakarta One Ok Rock telah datang menggemparkan dalam tur konser Asianya di Jakarta

Antusiasme yang tinggi terhadap grup ini tak kalah tinggi dibanding dengan grup rock jepang lainnya, seperti misalnya L’Arc-en-Ciel

Ada beberapa faktor yang membuat mengapa One Ok Rock ini bisa melejit dan dianggap salah satu pelopor J-rock modern terdepan:

  • Sentuhan internasional
Walau masuk dalam kategori J-rock, musik One Ok Rock terbilang berbeda dengan yang lain. Aransemen dan melodi musik mereka bisa dibilang kental sentuhan internasional.

Dengan kemampuan pengucapan lafal bahasa Inggris yang sangat baik dari vokalis Taka dibanding kebanyakan penyanyi Jepang, pendengar pun tidak merasa “polusi/jengah” saat menikmati musik One Ok Rock. Musik mereka dibalut dengan unsur emo dalam corak musiknya yang menggabungkan rock, alternatif, punk dan hardcore.

Kolaborasi Taka dan band dengan grup rock bule seperti Simple Plan dan Fall Out Boy semakin melupakan kalau One Ok Rock adalah grup rock dari Jepang.

  • Beruntung setelah berempat
Saat grup mengeluarkan album pertama pada tahun 2007, One Ok Rock merupakan band rock beranggotakan lima orang. Anggota kelimanya adalah gitaris Alex Onizawa. Dengan format berlima ini, band sempat mengeluarkan tiga album: “Zeitakubyō”, “Beam of Light”dan “Kanjō Effect”. Namun, sambutan ketiga album ini kurang greget di Oricon, daftar lagu-lagu terlaris di Jepang. 

Saat berencana meluncurkan album keempat, Alex bermasalah dengan polisi. Dia dituntut melakukan perbuatan tidak senonoh pada anak di bawah umur di tempat publik (di kereta api) dalam keadaan mabuk. Walau akhirnya, kasus ini berakhir dengan damai, setahun kemudian, saat grup mengeluarkan album terbaru mereka, “Niche Syndrome,” formasi band berubah menjadi empat orang tanpa Alex. Album ini melejit ke posisi keempat Oricon. Setahun kemudian, keberuntungan grup pun semakin besar. Dua album selanjutnya bahkan mampu hingga posisi dua.

  • Lagu tema film jaminan laris 
Hal lain yang membantu melejitkan grup adalah lagu andalan mereka yang dijadikan lagu tema film-film layar lebar yang ditunggu-tunggu. “The Beginning”, contohnya lagu tema salah satu film box office Jepang, “Rurouni Kenshin”. 

Film yang dibintangi oleh Satoh Takeru ini diangkat dari manga populer Samurai-X. Dengan hampir sembilan puluh persen dari lirik lagu ini menggunakan bahasa Inggris, tidak hanya publik Jepang, yang di luar pun bisa dengan cepat berhubungan dengan lagu tersebut. Trik seperti ini tampaknya akan digunakan sekali lagi.

“Be The Light”, lagu andalan album “Jinsei x Boku =”, akan menjadi lagu tema film layar lebar “Space Pirate Captain Harlock.” Film anime ini sudah lama ditunggu karena sejak diumumkan, anime ini telah memakan waktu tiga tahun penggarapan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar